Meski sama sekali belum memiliki pengalaman membudidayakan ikan pepuyu, M
Jayen Suseno (39) memberanikan diri untuk memelihara ikan air tawar
yang saat ini sangat jarang dibudiyakan di kolam.
"Kalau ikan patin atau nila sudah banyak yang membudidayakan. Tapi kalau
ikan pepuyu sangat jarang. Jadi saya mencoba melakukannya," katanya.
Laki-laki yang menjabat sebagai Kepala Desa Sungai Karias Kecamatan
Amuntai Tengah Kab HSU ini menuturkan, harga jual ikan yang memiliki
sisik tebal dan duri tajam tersebut lah yang membuatnya tertarik untuk
mencoba membudidayakan pepuyu.
"Di pasaran, harga satu kilo pepuyu bisa berkisar antara Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu perkilonya," katanya.
Bermodalkan Rp 8 juta, ayah dua anak ini kemudian membangun dua buah
kolam di tanah miliknya. Beruntung, kondisi geografis HSU sebagian
merupakan rawa dan perairan, sehingga lebih memudahkan dalam proses
pembuatan kolam.
"Untuk menghemat biaya, pembuatan kolam saya kerjakan sendiri. Alhamdullilah selesai, dan sumber airnya bagus, " ujarnya.
Setelah kolam ikannya siap, Jayen kemudian langsung berburu bibit ikan
pepuyu. Bibit pepuyu akhirnya didapat dari Desa Kambitin Kab Tabalong.
Satu ekor bibit pepuyu dibelinya dengan harga Rp 200.
Pembelian bibit ikan pepuyu tersebut dilakukan dalam dua tahap. Total
saat ini dikedua kolam miliknya, Jayen sudah menebar 21 ribu bibit
ikan.
"Dari pertama bibit disebar, sampai saat ini sudah hampir dua bulan.
Alhamdulilah, yang semula ukuran ikan hanya sebesar biji labu, sekarang
ukurannya sudah hampir sebesar jua jari orang dewasa, dan sejauh ini
kondisi pertumbuhan ikan sangat baik. Saya baru menemukan 25 ekor ikan
yang mati," ungkapnya.
Hambatan terbesar yang ditemui Jayen dalam membudidayakan ikan pepuyu
justru datang dari minimnya literatur mengenai budidaya ikan yang
memiliki citarasa daging yang manis dan gurih tersebut.
"Saya sudah mencari kemana-mana. Bahkan sampai mencari buku ke
Banjarmasin. Sudah 15 buku yang saya beli dan pelajari tentang budidaya
ikan air tawar. Tapi tidak ada satupun yang membahas tentang budidaya
pepuyu," ungkap Jayen.
Dirinya berharap agar dinas atau instansi terkait bisa membantunya dalam
melakukan budidaya ikan pepuyu. Paling tidak memberikan informasi
mengenai bagaimana teknik budidaya ikan pepuyu yang baik dan benar.
Warga Jalan Abdul Hamidan Desa Sungai Karias Kecamatan Amuntai Tengah
ini mengatakan, sudah ada pembeli yang datang dan berminat untuk membeli
ikan pepuyu miliknya apabila sudah berhasil panen.
"Mudah-mudahan bisa berjalan lancar. Insya Allah kalau sudah berusia
empat bulan ikan sudah bisa dipanen," katanya seraya berharap apabila
berhasil, usahanya tersebut bisa memotivasi warga lainnya untuk
melakukan budidaya pepuyu.
Kasi Perikanan dan Budidaya Dinas Perikanan dan Peternakan HSU Sri Yulia
Rahmawati mengatakan, budidaya ikan pepuyu memang masih sangat jarang
dilakukan oleh warga di HSU.
Meski harga ikan pepuyu dipasaran sangat tinggi dan peminatnya banyak, namun kebanyakan masyarakat lebih
memilih untuk membudidayakan jenis ikan lainnya seperti patin atau nila.
"Alasannya karena ikan ini dianggap sering menghilang tanpa sebab
apabila dipelihara di kolam. Karena pepuyu ikannya bisa melompat ke luar
kolam," katanya. [banjarmasin.tribunnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar